PERANG KHANDAK

Labels:
Perang Khandak (Ahzab)
Perang Khandak diawali dengan adanya rasa dendam dari Bani Nadir yang terusir dari Madinah lalu mereka menghasut orang – orang Quraisy yang juga dendam karena tokoh – tokoh mereka banyak yang tewas dalam Perang Badar dan Perang Uhud. Atas hasutan Bani Nadir ini Abu Sufyan menyiapkan pasukan sebanyak 10.000 orang yang terdiri atas beberapa kabilah yang bergabung dengan kaum kafir Quraisy, karena terdiri atas bebrapa kabilah maka disebut Ahzab yang artinya golongan – golongan.
Dengan kesiapan pasukan Quraisy ini mendorong Rasulullah saw. Untuk mengadakan musyawarah dalam rangka menghadapin pasukan musuh. Dalam musyawarah itu, Salman al-Farisi mengusulkan agar kaum muslimin membuat parit (khandaq) di sekitar Kota Madinah. Dengan demikian musuh sulit untuk memasuki kota ini dan memudahkan pasukan islam untuk menghadang mereka. Usulnya diterima oleh Rasulullah saw. Dan segera dilaksanakan penggalian parit di bawah pimpinan Rasulullah saw. Sendiri. Beliau selaku pemimpin ikut serta menggali parit dan mengangkat batu sehingga para sahabat menjadi lebih bersemangat. Dalam waktu yang tidak begitu lama, telah tergali parit yang membentengi Kota Madinah di sebelah utara dan di arah lain adalah perumahan penduduk dan perkebunan kurma. Bendera pasukan islam dibawa oleh Zaid bin Harisah dari golongan Muhajirin dan Sa’ad bin Ubadah dari golongan Ansar.
Ketika pasukan Quraisy akan memasauki Kota Madinah mereka terkejut dan segera mendirikan kemah di depan parit. Ada beberapa orang dari pasukan Quraisy yang mencoba menerobos parit, antar lain Ikrimah bin Abu Jahal yang pada akhirnya dihadang oleh Ali bin Abu Talib dan Ikrimah terbunuh oleh Ali, sedangkan yang lain menyelamatkan diri. Setelah itu terjadi peperangan dengan saling melempar panah dan tombak.
Dalam kesempatan ini, ada seorang tokoh yang disegani oleh kaum Quraisy dari golongan Yahudi yang bernama Nu’aim bin Mas’ud masuk islam secara sembunyi – sembunyi. Ia memohon izin kepada Rasulullah saw. Untuk memecah belah musuh. Nu’aim memulai taktiknya dengan menemui ketua Bani Quraizah dan menasehati supaya tidak bersekutu dengan kafir Quraisy karena kalau ternyata pasukan islam yang menang mereka akan terusir seperti golongan Yahudi lain yang sudah terusir dari Madinah. Nu’aim juga menyarankan agar Bani Quraizah menahan beberapa orang Quraisy sebagai jaminan.
Setelah Nu’aim menghadapi Bani Quraizah, kemudian menghadap tokoh – tokoh kaum Quraisy dan menyampaikan kepada mereka tentang rencan Bani Quraizah. Mendengar hal ini, Abu Sufyan segera mempersiapkan pasukan untuk menyerang Rasulullah saw. Dari sini timbul perpecahan antara Bani Quraizah dengan pasukan Quraisy dan mulailah saling tidak mempercayai. Taktik yang dilakukan Nu’aim ini cukup berhasil untuk melumpuhkan kekuatan musuh dan bersamaan itu tiba – tiba turun hujan disertai tiupan angin yang kencang dan udara yang sangat dingin. Mereka tambah takut dan segera kembali ke Mekah untuk menyelamatkan diri.
Ada suatu hal penting yang perlu disebutkan disini bahwa ketika terjadi perang Khandaq, kaum yahudi ternyata melanggar perjanjian Madinah yang telah disepakati bersama yang isinya atara lain saling mengadakan kerja sama dalam mepertahankan Madinah jika diserang musuh. Mereka tidak mau memberi pertolongan kepada kaum muslimin ketika kaum Quraisy telah mengepung Kota Madinah, bahkan sebaliknya mereka bersekutu dengan pasukan Quraisy menyerang Rasulullah saw.

Karena itu maka pada tahun kelima hijrah, Rasulullah mengirimkan pasukan sebanyak 3.000 orang di bawah panglima Ali bin Abi Talib untuk mengusir Bani Quraizah dari perkampungan mereka dan dari kota Madinah. Setelah terjadi pengepungan selama dua puluh lima hari, Bani Quraizah menyerah kemudian menghadap kepada Rasulullah saw. Untuk memohon perdamaian. Rasulullah saw. Memutuskan bahwa mereka harus keluar dari Madinah dengan tangan terikat tanpa membawa harta benda mereka.

Artikel Terkait

Previous
Next Post »